Minggu, 18 April 2010

MATI SURI (REVISI)


 

 M. irfani



“Hi.itu kan Usman.”

“Iya,padahal baru tadi pagi dikubur.”

“Dia kembali.”

Semua yang tahlil di rumah Usman terkejut,bercampur takut menyaksikan kehadiran Usman yang baru tadi pagi dikebumikan.

“Aku ini Usman suamimu aku belum mati.Belum!”jelas Usman pada istrinya yang menangis memeluk kedua putrinya.

“Mas Usman”

“Sungguh…aku ini bukan hantu.”


Istri dan anaknya mendekati Usman lalu, memeluknya dengan penuh haru.Semua warga satu persatu juga mendekat.Usman menceritakan semua perihalnya.

                                                ***


Usman telah berusaha keras untuk memperbaiki kehidupanya yang serba kurang.Sedangkan dia termasuk pengangguran berat.Karena Togel lagi merambah,Usman pun tergiur dengan judi itu.


Untuk angka yang jitu,maka dia pergi bertapa kesuatu tempat yang sunyi yang tidak jauh dari rumahnya.Tepatnya didekat pohon beringin di pinggir Sungai Tuntang.


Malam tiba.Dia duduk ditempat itu.Usman mengharap wangsit dari penunggu  Beringin itu.


“Mbah pohon,nomor berapa kira-kira Mbah”pintanya pada Mbah pohon.Sesosok makhluk besar bermata menjembul keluar dan tanduk didahinya,menghampiri Usman.


“Rasakan ini “ucap makhluk itu menghampirkan pecut api ketubuhnya.

“Aduh…!”

“Pergi kamu. “

“Aduh perih. “

Makhluk itu lenyap meninggalkan Usman yang tengah merintih kesakitan.

“Awas….!Nanti aku kembali!” bentaknya begitu marah.


“Kenapa mahluk itu memecutku?”

Karena hari sudah mulai pagi, dia beranjak dari tempat itu. Bajunya tersobek-sobek oleh lesatan mahluk itu. Tubuh Usman memar.


Lukanya menyala-nyala seperti mengeluarkan radiasi api. Dengan jalan yang tertatih-tatih Usman pulang ke rumahnya.


“Kenapa mas ini?” ucap  Rizka istri Usman memeganginya.

“Sudahlah ini luka biasa.”

“Tapi mas.”



Tiga hari kemudian usman meninggal.Teman-teman Usman selalu dihantui arwah Usman yang minta tolong.Kata Ki Joko Bodo arwahnya Usman  dibelenggu oleh mahluk halus yang pernah mencambuk Usman.


“Kau harus ikut denganku!”

“jangan…. Aku tidak mau.”

“Diam kau…!”   

  Dia dibawa di suatu tempat yang asing baginya.Begitu gersang dan lapang.


“Heh…dimana aku ini ? bukanakah aku sudah mati “ ujar Usman penasaran.

Makhluk itu menyeretnya kesuatu ruangan.


“Ayo ikut…!”

“Kemana?”

“Tapi”

“Diam dan kerjakan seperti yang lain!”


Diruangan yang lumayan luas dibatasi jeruji besi itu semua orang bekerja rodi tanpa henti.dengan diawasi makhluk mengerikan.


“Kenapa semua membisu?mereka ini manusia bukan?” tanya Usman mengerutkan keningnya.Heran semuanya hanya fokus pada pekerjaanya masing-masing.


“Heh…manusia !kerja yang betul,jangan minta angka judi kepada  bangsa kami,kau tak layak !” Dia memukul Usman dengan cakarnya.Begitu kerasnya hantaman itu sampai dia terlempar jauh entah kemana.


Tak lama, dari atas onggokan tanah yang masih merah itu muncul sepasang tangan. Mengangkat tubuh Usman ynag begitu berat.Dia dorong tanah samapai tubuhnya keluar.Usman menyembul seperti biji kecambah tumbuh.


“Aku kembali”

Usman menuju kerumah dengan kain kafan dengan bekas cakaran yang melekat ditubuhnya.Dia berlari dan terus  berlari.


***

   “begitulah”

“Syukurlah mas bisa melepaskan diri”

“Aku berjanji bekerja yang halal “

Usman sanagat bahagia diberi kesempatan kedua oleh Allah SWT.
Semua orang beranjak pulang.Mereka semakin menambah keyakinan dan tauhidnya begitupun Usman dan keluarga.


Rabu, 07 April 2010

Mati Suri

M. irfani

“Hiiy.iiitu kan Uusman”
“Iya,padahal babaru tadi pagi dikubur”
“Dia kembali”
Semua yang tahlil dirumah Usman terkejut menggagap,bercampur takut menyaksikan kehadiran Usman yang baru pukul sembilan pagi tadi dikebumikan.

“Aku ini Usman suamimu aku belum mati.Belum!”jelas Usman pada istrinya yang menangis memeluk kedua putrinya.
“Mas Usman”
“Sungguh…aku ini bukan hantu.”

Istri dan anaknya mendekati Usman lau memeluknya dengan penuh haru.Semua warga satu persatu juga mendekat.Usman menceritakan semua perihalnya.
                                                ***

Usman telah berusaha keras untuk memperbaiki kehidupanya yang serba kurang.Sedangkan dia termasuk pengangguran berat.Karena Togel lagi merambah,Usman pun tergiur dengan judi itu.

Untuk angka yang jitu,maka dia pergi bertapa kesuatu tempat yang sunyi yang tidak jauh dari rumahnya.Tepatnya didekat pohon beringin di pinggir Sungai Tuntang.

Malam tiba.Dia duduk ditempat itu.Usman mengharap wangsit dari penunggu  Beringin itu.

“Mbah pohon,nomor berapa kira-kira Mbah”pintanya pada Mbah pohon.Sesosok makhluk besar bermata menjembul keluar dan tanduk didahinya,menghampiri Usman.

“Rasakan ini “ucap makhluk itu menghampirkan pecut api ketubuhnya.
“Aduh…!”
“Pergi kamu. “
“Aduh perih. “
Makhluk itu lenyap meninggalkan Usman yang tengah merintih kesakitan.
“Awas….!nanti aku kembali!” bentaknya begitu marah.

“Kenapa mahluk itu memecutku?”
karena hari sudah mulai pagi, dia beranjak dari tempat itu. Bajunya tersobek-sobek oleh lesatan mahluk itu. Tubuh Usman memar yang tidak pastinya.

Lukanya menyala-nyala seperti mengeluarkan radiasi api. Dengan jalan yang tertatih-tatih Usman pulang ke rumahnya.

“Kenapa mas ini?” ucap  rizka istri usman memeganginya.
“Sudahlah ini luka biasa.”
“Tapi mas.”


Tiga hari kemudian usman meninggal.teman-teman usman selalu dihantui arwah Usman yang minta tolong.Kata Ki Joko Bodo arwahnya Usssssman  dibelenggu oleh mahluk halus yang pernah mencambuk usman.

“Kau harus ikut denganku!”
“jangan…. Aku tidak mau.”
“Diam kau…!”   
  Dia dibawa di suatu tempat yang asing baginya.Begitu gersang dan lapang.

“Heh…dimana aku ini ? bukanakah aku sudah mati “ ujar Usman penasaran.
Makhluk itu menyeretnya kesuatu ruangan.

“Ayo ikut…!”
“Kemana?”
“Tapi”
“Diam dan kerjakan seperti yang lain!”

Diruangan yang lumayan luas dibatasi jeruji besi itu semua orang bekerja rodi tanpa henti.dengan diawasi makhluk mengerikan.

“Kenapa semua membisu?mereka ini manusia bukan?” tanya Usman mengerutkan keningnya heran semuanaya hanya fokus pada pekerjaanya masing-masing.

“Heh…manusia !kerja yang betul,jangan minta angka judi kepada  bangsa kami,kau tak layak !” Dia memukul Usman dengan cakarnya.Begitu kerasnya hantaman itu sanpai dia terlempar jauh entah kemana.

Tak lama, dari atas onggokan tanah yang masih merah itu muncul sepasang tangan angkat tubuh Usman ynag begiyu berat.Dia dorong tanah samapai tubuhnya keluar.Usman menyembul seperti biji kecambah tumbuh.

“Aku kembali”
Usman menuju kerumah dengan kain kafan dengan bekas cakaran yang melekat ditubuhnya.Dia berlari dan terus  berlari.

***
   “begitulah”
“Syukurlah mas bisa melepaskan diri”
“Aku berjanji bekerja yang halal “
usman sanagat bahagia diberi kesempatan kedua oleh Allah Swt.

Semua orang beranjak pulang.Mereka semakin menmbah keyakinan dan tauhidnya begitupun Usman dan keluarga.